Isnin, 5 April 2010

Bagaimana menjadi Murobbi yang hebat?

Murobbi satu istilah yang sudah sinonim bagi gerakan dakwah dan tarbiyyah. Murobbi merupakan tulang punggung utama bagi menggerakkan organisasi dakwah. Tanpa murobbi jamaah atau harakah tidak akan dapat meneruskan hayat jamaah tersebut. Ini kerana peranan murobbi ialah melahirkan generasi baru dakwah yang akan meneruskan kesinambungan amal dakwah dan tarbiyah tersebut.

Lantaran itu satu persoalan yang timbul, bagaimana ingin menjadi seorang murobbi. Adakah murobbi itu suatu yang natural, atau perlu kepada proses? Proses membikinkan diri menjadi seorang murobbi. Ya, memang kerja melahirkan murobbi ini sukar dan payah. Rasulullah SAW adalah sosok murobbi agung dan ideal. Pada diri baginda SAW adalah contoh terbaik buat kita semua. Tidak semua orang dilahirkan untuk menjadi murobbi tetapi perlu kita berusaha memurobbikan diri kita. Bak kata Syeikh Abdullah al-Ahdal “La budda lil akh muslim an yakuuna murobbiyan..” ( Tidak dapat tidak setiap akh mesti menjadi seorang murobbi).

Untuk menjadi murobbi yang hebat, kita memerlukan pelatihan dan perkaderan. Sikap untuk belajar melaksanakan (attalaqqi li tanfiz) harus menjiwai diri kita. Tanpanya usaha menjadi seorang murobbi tidak akan terhasil. Cubaan demi cubaan menghasilkan pengalaman. Pengalaman demi pengalaman akan mendewasakan kita untuk menjadi seorang murobbi. Yang penting ialah sikap untuk terus belajar harus sentiasa membara di benak fikiran dan di lubuk jiwa kita. Tarbiyah madal hayat itulah slogan kita. Tanpa jemu dan lesu kita terus membangunkan potensi diri menjadi seorang murobbi.

Tidak kurang juga kita harus menggali sejarah manusia-manusia agung dan hebat. Sejarah para murobbi. Menyelusuri jejak kehidupan mereka akan menjadikan kita mampu mencetak karektor mereka untuk kita menjadi seorang murobbi. Kita juga harus memperkayakan ilmu dan skil dengan berterusan membaca buku-buku yang dapat meningkatkan kompetensi diri kita sebagai seorang murobbi di samping kita mengambil qudwah dari masyayeikh dakwah kita. Berjaulah ke rumah-rumah mereka, timbalah pengalaman mereka dan adaptasilah ilmu dan kemahiran mereka. Murobbi bak kata al-Banna ibarat bapa, guru, syeikh dan pemimpin. Itulah sifat yang perlu ada pada kita semua.

Saya sempat membaca tajuk awal tulisan John C. Maxwell di dalam bukunya 21 Kunci Pemimpin Efektif (The 21 Indispensable Qualities of A Leader). Beliau menggariskan kunci pertama untuk menjadi pemimpin yang efektif ialah karakter. Saya cuba mengdaptasikannya dalam konteks untuk menjadi murobbi yang efektif. Jadi untuk menjadi murobbi yang efektif ialah karakter. Karakter atau watak seseorang akan menjadi penanda menjadi murobbi yang efektif. Kemampuan seorang murobbi itu menangani krisis dan situasi yang timbul itulah yang menunjukkan karakter murobbi iti. Masalah atau krisis tidak membina karakter tetapi mampu menonjolkan karakternya.

Katanya lagi karakter itu ialah:

Karakter bukan sekadar cakap kosong. Semua orang boleh bercakap tetapi perbuatannya adalah ujian sebenar karektor seseorang. Karakter inilah akan menentukan prinsip, cara berfikir dan cara murobbi itu menangani sesuatu itu. Jadi karakter tidak dapat dipisahkan dari tingkah laku.
Bakat sudah ditentukan Allah tetapi karakter adalah pilihan sendiri.Kita tidak dapat mengawal banyak perkara dalam hidup tetapi kita dapat memilih karakter sendiri. Kita sebenarnya yang mendefinasikan karakter kita sendiri sama ada untuk berjuang atau putus asa. Untuk menjadi murobbi atau tidak. Dengan setiap pilihan kita telah membangunkan karakter diri kita.
Karakter menyebabkan kejayaan bersama orang lain. Mentarbiyah adalah proses yang melibatkan orang lain. Proses mempengaruhi dan merubah mutarobbi. Ingatlah orang tidak akan percaya pada murobbi yang mempunyai karakter yang tidak baik dan mereka tidak mungkin mahu mengikutinya. Jika kita mengkarakterkan diri kita sebagai murobbi maka memudahkan orang untuk mengikuti kita.
Murobbi akan dihadkan oleh karakternya. Untuk menjayakan agenda dakwah dan tarbiyyah kita memerlukan karakter yang kuat. Murobbi yang memiliki karakter yang kuat akan terus bertahan dan mampu mengharungi apa jua keadaan dan mencipta kejayaan demi kejayaan. Sebaliknya jika murobbi itu sudah kering dan terbantut pembangunan karakternya maka tempoh kejayaannya adalah terhad.
Jadi, wahai para murobbi! Marilah kita kita bangunkan potensi diri kita, kita bina karakter sebagai seorang murobbi. Cuba kita ikuti langkah-langkah berikut untuk mengukuhkan karakter kita:

Cari kelemahan dalam karakter kita.
Cari corak kelemahan yang ada pada karakter kita.
Hadapi kelemahan yang ada pada karakter kita. Akui dan baikilah kelemahan tersebut.
Buat perancangan agar anda tidak lagi mengulangi kesilapan anda.
Selamat mendahsyatkan diri anda menjadi seorang murobbi. Teruskan meningkatkan pembelajaran anda.
di petik dr isma web

0 ulasan: